Rabu, 11 Mei 2011

Tugas Bahasa Indonesia 2 semester 6

1. DATA PUBLIKASI

a. Judul : Pasokan Air dari Citarum Menipis

b. Penulis : Sandro Gatra dan Nasru Alam Aziz

c. Penerbit : Kompas

d. Sumber : Kompas

e. Tanggal diterbitkan : Selasa, 29 Maret 2011



2. RINGKASAN

Rendahnya curah dan intensitas hujan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum sejak Januari 2011 hingga akhir Maret 2011 mengancam pasokan air untuk irigasi maupun air minum saat musim kemarau yang diprediksi mulai terjadi Juni.

Kepala Pengelola Data Sumber Daya Air PJT II, Sutisna Pikrasaleh mengemukakan, cadangan air sampai saat ini baru 57 persen atau sekitar 1.336,30 juta meter kubik dari rencana sebesar 2.319,38 juta meter kubik. Ia memprediksi cadangan air tak akan sampai 100 persen hingga Mei.

"Terkacaukan tahun 2010, tidak ada kemarau. Aliran air Citarum dua kali lipat dari rata-rata. Sekarang kita kumpulkan air dari Januari sampai Mei tapi sampai akhir Maret baru terealisasi 57 persen. Musim hujan tapi airnya sedikit," tutur Sutisna.

Jika cadangan air tak sesuai dengan rencana, menurut Sutisna, pihaknya akan mengurangi pasokan air untuk irigasi. Biasanya, Waduk Ir H Djuanda membagi 90 persen air untuk irigasi dan 10 persen untuk air minum.

"Kalau begini terus, kita coba kurangi sekian puluh persen air ke pertanian. Kalau 80 persen saya kira tidak ada masalah, tidak akan mengganggu pertanian. Diharapkan ada kebersamaan para petani, jangan rebutan air," katanya.

Waduk Ir H Djuanda mengairi sekitar 240.000 ribu hektare persawahan di utara Jawa Barat yang menjadi lumbung padi nasional, yakni Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu. PT PLN telah menjatuhkan hujan buatan, 14 Februari hingga 16 Maret 2011, untuk menambah pasokan air.


3. KELEBIHAN

Dalam artikel "Pasokan Air dari Citarum Menipis" ini, penulis menggambarkan bahwa air yang dikumpulkan di DAS Citarum sangat menipis, akibatnya air dari Waduk Ir H Djuanda yang semula 90% untuk irigasi dikurangi

Penulis juga mewawancarai Kepala Pengelola Data Sumber Daya Air PJT II, Bapak Sutisna Pikrasaleh perihal hal ini untuk menguatkan fakta yang terjadi. sehingga, para pembaca mengetahui situasi yang terjadi si DAS Citarum.



4. KEKURANGAN

Penulis tidak memberikan pertanyaan kepada Bapak Sutisna Pikrasaleh "bagaimana cara mengatasi masalah jangka panjang" akan masalah tersebut. Apakah ini akan berakbat buruk akan lahan persawahan yang dialiri DAS Citarum. Sehingga masyarakat/pembaca hanya diberikan kecemasan/ketakutan akan kekeringan yang akan melanda.


5. PENDAPAT AKHIR/SARAN

Saya memiliki pendapat bahwa tulisan dari artikel Pasokan Air dari Citarum Menipis ini mengingatkan kepada masyarakat agar selalu menjaga lingkungan demi kelangsungan kehidupan mendatang, agar tidak terjadi berbagai macam bencana di masa mendatang.

mengenai cara penulisan, menurut saya sudah baik. namun, ada bahasa yang cukup sulit untuk dimengerti seperti kata "Terkacaukan tahun 2010" saya kurang mengerti apa maksud penulis menuliskan kata-kata tersebut.

Sumber: http://regional.kompas.com/read/2011/03/29/21425454/Pasokan.Air.dari.Citarum.Menipis Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified